Sabtu, 28 Januari 2012

ORANG YANG MENYENDIRI

ORANG YANG MENYENDIRI, mencari keinginannya, amarahnya meledak terhadap setiap pertimbangan.


Ini adalah kalimat yang ditulis oleh Salomo (Sulaiman).
Mengawali dari pemikiran terhadap 'orang yang menyendiri' saya jadi teringat akan kehidupan seniman. Seniman yang sedang mencari ide, inspirasi, cenderung mengasingkan dirinya agar mendapat apa yang diingikannya dari hasil ide. Situasi menyendiri dalam pikiran yang fokus terhadap sesuatu. Jangan coba-coba mendekati atau mengganggu konsentrasi seniman apabila wangsit sedang menghampiri kalau tidak mau disambit.


Menyendiri dalam konteks di atas yang di maksud oleh Salomo, memang menggambarkan kondisi yang negatif. Orang-orang yang penyendiri cenderung introvert yaitu bersikap dan bertindak menurut pikiran diri sendiri tanpa peduli akan orang lain /Kamus Serapan Asing, JS.Badudu, hal.161; adalah orang sensitif di mana amarah cenderung meledak-ledak atau bahkan diam namun menyimpan dendam karena hati yang terusik.


Menyendiri karena sensitif atau sikap introvert bukanlah suatu sifat pendiam yang positif ataupun rendah hati. Bahkan sifat menarik diri dari lingkungan ini lebih tepat dikatakan sifat tinggi hati, congkak dan mau menang sendiri sebab itdak mampu menerima pertimbangan atau kritikan bahkan masukan dari lawan bicara, menganggap diri lebih benar dari pada menerima perkataan lawan bicara.


Berbeda dengan sikap 'menyendiri' yang di sebut 'retret'. Retret adalah sikap mengundurkan diri dari orang ramai untuk bertenang-tenang atau menenangkan batin /KSA, JSB, hal.306.
Menyendiri di sini adalah mengkondisikan pemikiran sebagai introspeksi diri agar menjadi lebih baik. Biasanya menyendiri ini disertai doa bahkan puasa atau cenderung ke arah kerohanian.


Kita ingat pertapa. Pertapa adalah orang yang mendisiplinkan dirinya sedemikian rupa terhadap pemikiran dan keinginan tubuh. Pertapa juga membutuhkan situasi tenang tanpa keramaian sehingga lebih cenderung menyendiri. Menyendiri pada pertapa berkonsep lahir dan bathin. Pertapa dalam kesendiriannya mempunyai suatu tujuan terhadap pencarian diri dan ilmu tertentu.


Apakah Anda sedang dalam kondisi menyendiri? Menyendiri yang bagaimana? Ingatlah, pemikiran yang terbuka terhadap segala bentuk pemikiran dari luar tubuh yang membuat kita berkecil hati, kecewa, amarah, dendam, sakit hati, bukanlah sikap yang baik untuk membuat kita menyendiri, sebab dapat menimbulkan dendam, luka dan semangat yang patah. Namun apabila Anda menyendiri karena alasan tertentu agar meningkatkan hidup lebih baik adalah sikap menyendiri yang positif disertai batasan waktu tertentu dan kembali kepada kehidupan bersosial yang normal.


Namun, alangkah baiknya apabila kita memberi waktu 'menyendiri' dalam satu hari untuk melakukan perenungan-perenungan yang baik yang terjadi pada hari itu dan harapan yang baik untuk hari esok. Dengan dilakukannya perenungan yang mengawali hari dan mengakhiri malam kita seakan mempunyai diari yang tertulis dalam bathin, suatu rambu-rambu yang mengajari diri sendiri untuk hidup bijaksana dan berhikmat. Dengan demikian kita mngawali suatu hari yang baru dan semangat yang baru pula. Selamat menikmati hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar