Senin, 11 Juni 2012

PERUBAHAN POLA PIKIR


Sebuah kalimat tua dari buku tua berbunyi, " berubahlah cara berpikirmu" membuat saya melihat ke dalam, bagaimana cara berpikir saya selama ini. Kalimat tersebut diikuti dengan kalimat lain yang berbunyi, "ketika aku masih kanak-kanak aku berbicara dengan bahasa kanak-kanak, ketika aku dewasa aku berbicara secara dewasa".  Saya merenungkan kanak-kanak berbatas usia hingga lima tahun yang disebut Balita.  Kecenderungan berbicara tanpa tema, tiada ujung pangkal dan memaksa.  Begitulah kanak-kanak dalam pembentukan ego mereka.  Lalu meningkat kanak-kanak dewasa menuju remaja di mana cara berpikir mulai berubah, mulai dapat menentukan sikap dan kemauan serta sudah mulai dapat diajak bekerja sama.  Meningkat lagi dari remaja menuju dewasa muda suatu keadaan yang tidak ingin lagi disebut kanak-kanak sebab sudah menjalani waktu hidup dan sistem pembelajaran yang lebih panjang, banyak mengetahui segala sesuatu dan mampu menetapkan pilihan-pilihan secara nyata.

Namun ternyata tidak semudah itu, perubahan pola pikir dan sikap bukan hanya ditandai dengan mampunya seseorang menentukan sikap dan ego, namun harus mengalami perubahan paradigma, pandangan hidup yang lebih jauh, terbuka dan mendalam.  Perubahan pola pikir mengacu kepada perubahan bathin, perubahan sifat dan tingkah laku, perubahan iman terhadap suatu kepercayaan yang mampu menjelaskan dan menerangkan dalam kehidupan sehari-hari dalam perbuatan maupun tutur kata sebagai prinsip hidup.

Kepercayaan dan budaya mampu mengolah pola pikir manusia sebab pengajaran-pengajaran dari kepercayaan dan budaya tersebut mampu menyentuh bathin seseorang untuk dapat berperilaku 'manusia ilahi'.  Antropologi mengajarkan banyak sekali pemikiran dan pemahaman antara hubungan manusia.  Secara teoritis hubungan tersebut adalah hubungan yang sangat sempurna yang dapat dilakukan oleh manusia untuk memahami manusia lainnya dan memperlakukan alam semesta sebagai mahluk ciptaan Yang Maha Kuasa.

Apa gunanya manusia mengalami perubahan pola pikir secara dewasa?  Banyak buku yang tersedia ditulis oleh profesional tentang perubahan pola pikir, perubahan sikap dan perilaku.  Maka tersingkaplah secara sadar ataupun tidak bahwa perubahan pola pikir meningkatkan kualitas hidup seseorang terhadap pendidikan, pekerjaan, kehidupan berumah tangga, perpolitikan, kepercayaan, dan lain-lain.  Tindakan tidak lagi dilakukan seperti 'yang selama ini dilakukan' namun kesadaran untuk mengolah pikiran, perkataan, sebelum melakukan tindakan dan pemahaman-pemahaman tertentu untuk memenangkan orang lain dalam arti kata positif dan untuk meningkatkan kesehatan manusia itu sendiri menjadi puncak dan tujuan dari perubahan pola pikir agar kehidupan di dunia menjadi lebih baik.

Masyarakat Indonesia secara umum dan para pejabat pemerintahan secara khusus mungkin sudah membaca banyak buku tentang pola pikir yang mendasari management pribadi untuk diterapkan pada hubungan antar manusia namun tidak mengambil sikap untuk berubah.  Tanpa adanya sikap yang nyata dan kesadaran untuk bertekun mengolah pola pikir maka manusia itu sendiri tidak akan dapat mengalami perubahan cara pandang.  Terbukti dari maraknya kejadian-kejadian di seputar kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ini, tidak pernah lepas dari berita-berita utama yang cenderung kepada pola pikir dan perilaku, yang sayangnya dilaksanakan oleh kaum intelektual.  Ternyata seminar-seminar yang diadakan juga hanya menambah sertifikat pengalaman kerja tanpa ada usaha peningkatan diri sendiri secara nyata.

Keruwetan benang kusut yang terjadi di kalangan atas telah menjadi virus hingga ke pelosok-pelosok negeri, dengan perkataan, "mereka saja begitu, kenapa kita tidak?", sayangnya ini semua dilakukan oleh ORANG DEWASA.

1 komentar: