Minggu, 15 Januari 2012

MENDAPAT ILHAM DI PUCUK KEMBANG API MALAM

Bandung bagaikan kota kembang api. Suara-suara petasan yang riuh membahana di langit memuncratkan warna-warna pelangi. Pukul 00.00 wib, tahun 2012 terompet berbunyi dan untuk sementara waktu kebaktian keluarga 'pause' untuk bersama keluar ke beranda menatap Bandung dari ketinggian daerah Cipaku-Bandung. Sepuluh menit kira-kira suara decak kagum keluar dari mulut kami yang pada pergantian tahun itu melupakan kembang api sebagai tentengan anak-anak.

Namun saya tidak lama diluar beranda. Segera masuk ke dalam rumah yang hangat dan berpikir beberapa hal. Pemikiran pertama yang timbul adalah betapa pintarnya mereka yang membuat petasan tersebut. Seingat saya di waktu kecil ada kembang api yang dipegang lalu di lempar agar tersangkut di pohon-pohon, khususnya pohon cemara. Hanya ada satu warna yaitu kuning keemasan, warna percikan api. Kini kembang api memiliki banyak sekali warna yang sangat mengagumkan dan begitu rapi memercikkan warna itu di langit! Saya sangat suka warna ungu. Ketika melihat percikan berwarna ungu membuat hati saya senang sekali.

Saya sangat kagum dengan kreatifitas dan pemikiran si pembuat kembang api. Bom kecil yang menjadi mainan, tidak membahayakan dalam skala kecil, namun sedikit membuat jantung di ajak berolah raga. Begitulah sesungguhnya otak manusia yang sangat pintar apabila digunakan dengan baik. Selama ini banyak manusia sangat memanjakan otaknya untuk mau sedikit lebih berlelah dan membiarkan kebodohan terjadi pada dirinya. Sesungguhnya otak manusia lebih canggih daripada komputer, namun kecenderungan malas dan tidak mau bekerja keras membuat manusia menjadi beban bagi sesamanya. Kurangnya kerja keras, tekad yang kuat untuk di pacu agar menghasilkan karya lebih baik lagi belum menjadi motivasi bagi banyak orang. Itu sebab kehidupan tidak berubah dari tahun ke tahun.

Pemikiran yang kedua yang diperoleh setelah melihat kembang api dan keseriusan pembuatnya adalah saya terdorong agar tahun ini lebih rajin belajar (hehehehehe....). Masing-masing kita diberi bekal talenta oleh TUHAN. Hendaknya kita mengasah talenta atau pemberian itu dengan serius karena itulah maksudNya diberikan kepada kita sebagai salah satu pegangan hidup. Tekad bukanlah hanya niat, namun diupayakan agar dijalankan, dilakukan menjadi suatu kebiasaan dan kesukaan.

Pemikiran yang ketiga (cukup sampai di tiga pemikiran) saya sangat mengagumi TUHAN dan karyaNya. Tahun Masehi telah dijalani 2012 tahun, belum lagi tahun-tahun mundur hingga bilangan Adam dan Hawa. Banyak ya? Sungguh menakjubkan pemeliharaan TUHAN atas dunia ini, kesabaranNya dalam kasih kepada manusia yang tidak terhingga. Sejahat-jahatnya manusia masih bisa melihat pelangi, menikmati alam yang indah, mandi sinar matahari dan sejuknya hujan! Kebaikan yang tiada habisnya untuk dikagumi. Bagaimana mungkin kita tidak bersyukur dan tidak mempunyai niat merubah diri agar menjadi lebih baik lagi karena merasakan kebaikan Tuhan? Saya di tengah segala situasi hidup, bahkan tidak melihat celah ketidakbaikan Tuhan dalam hidup saya. Sehat adalah baik, namun sakit juga baik. Tidak menderita adalah baik sekali, namun menderita adalah juga kebaikan.

Hidup bagaikan kembang api malam. Di dalam kelam menimbulkan percikan yang indah, namun tiada percikan apabila tiada di sulut api yang panas. Tiada percikan apabila tidak dilesatkan agar bergerak. Maka kelam menjadi indah, dinikmati oleh banyak mata dan ucapan syukur dari mulut orang percaya.


Tawan, 5 Januari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar